Syarah Hadits Bahjah Qulubul Abrar, syarah Ushul Tsalatatsah, Hasyiyah Durus Muhimmah fi `ammatil ummah, Syarah Do`a dan Dzikir Hishnul Muslim; muroja`ah hafalan dan belajar mandiri. Pengembangan Bahasa Arab dengan metode “Al `Arabiyah Baina Yadaik”. |
SDIT-SMPIT Imam Bukhari FULLDAY & BOARDING SCHOOL
Tahun Pelajaran 2011-2012
ALASAN MEMILIHI SEKOLAH DI SDIT-SM-PIT IMAM BUKHARI:
Alhamdulillah kita semua mengetahui bahwa pada dekade 15 tahun terakhir ini telah banyak bermunculan sekolah-sekolah Islam bergengsi – unggul , baik yang fullday maupun yang boarding, dan menjadi pilihan bagi orang tua yang menginginkan putra putrinya menjadi anak shalih dan shalihah, cerdas dan berakhlak mulia, berpikir kritis, serta menatap masa depan dengan penuh kepastian, percaya diri, dan menjanjikan.
Seunggul dan sehebat apapun kehadiran sekolah dan pondok pesantren Islam, posisinya hanyalah sebagai lembaga pendidikan Islam yang “MEMBANTU dan MERINGANKAN” kewajiban orang tua.
Sebab mendidik anak merupakan kewaiban setiap orang tua :
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS At Tahrim : 6.
Para ahli Tafsir memaknai ayat di atas sebagai “panggilan kewajiban setiap ayah/suami yang mukmin terhadap isteri dan anak-anaknya” untuk menyelamatkan dirinya dan mereka yang menjadi tanggung jawabnya dari dahsyatnya adzab Allah di “Neraka”.
Dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang tua melalui “pendidikan Islam”. Mengapa Pendidikan Islam ? Sebab ada perbedaan yang fundamental antara system pendidikan Islam dan pendidikan non Islam (berlandaskan pemikiran falsafi), yaitu pada “ASAS dan TUJUANNYA”, dan bukan pada bentuk kegiatan-nya.
Manhaj Tarbiyah Islamiyah (Sistem Pendidikan Islam) berlandaskan pada tiga hal : (1) Kitabullah, Al Qur’anul Karim, (2). Sunnah Rasulullah Saw, dan (3) Sirah Salafush shalih (Sejarah Hidup generasi awal yang shalih dari ummat ini : dari kalanganidlwanullah ajma`in, para tabi`in dan tabi`ut tabi’in. serta para Imam Ahlus sunnah wal Jama`ah – para pendekar pembela sunnah Nabi Saw.
Kita hidup dikelilingi oleh 3 (tiga) lingkungan yang saling mempengaruhi, yaitu : (a) Lingkungan Kleuarga, (2) Lingkungan Masyarakat, dan (3). Lingkungan Sekolah.
Apabila kita sepakat bahwa dalam kehidupan masyarakat ini terdapat persoalan besar yang dapat mengancam kehidupan masa depan anak-anak kita, seperti pergeseran nilai-nilai dari Islami ke bukan Islami, hedonism, pergaulan bebas, materealistis pragmatis ….. Ini artinya kita sebagai keluarga Muslim untuk melawan lingkungan masyarakat yang telah rusak ini, membutuhkan peran optimal dari sekolah-sekolah Islam dan pondok-pondok pesantrean. Dengan sejalannya misi dan misi rumah tangga dan sekolah, maka kita dapat berjuang bersama-sama melawan “lingkungan masyarakat yang rusak” tersebut. Jadilah 2 (dua) lawan 1 (satu).
Jika tidak, hanya sekolah saja yang bapak/ibu harapkan, namun di rumah tangga bapak/ibu tidak bergerak sejalan dengan misi dan visi sekolah Islam, maka tak banyak manfaat keberadaan putra-putri bapak/ibu di sekolah-sekolah Islam seunggul apapun. Terlalu berat putra-putri kita harus berjuang melawan “masyarakat yang rusak” dengan “lingkungan keluarga yang tidak kondusif”.
Perkembangan anak, dipengaruhi oleh tiga factor : (1) factor hereditas, (2) factor lingkungan, dan (3) factor waktu / perkembangan usia berikut problematikanya. Masing-masing harus sinergi, tidak boleh ada yang dominan, sementara yang lain dilemahkan.
Mengapa Ada Istilah Orangtua Durhaka Kepada Anak ?
Simaklah perkataan syaikhul Islam Ibnul Qayyim al Jauzaiyah rahimahullah, “Barang siapa (setiap orangtua) yang mengabaikan pendidikan/pengajaran kepada anak-anaknya yang dapat memberikan kepadanya manfaat (dunia dan akhiratnta) dan membiarkan begitu saja, maka dia (orangtua) telah melakukan perbuatan yang sangat buruk (ghayatul isa’ah). Kebanyakan anak-anak menjadi rusak (kepribadiannya) adalah dating dari sisi bapak-bapak mereka dan acuh takm acuhnya orangtua kepada mereka, membiarkan mereka tidak memperoleh pengajaran tentang agama mereka, kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnahnya, sehingga hilangnya masa potensial mereka semasa kecil mereka, mereka tak memperoleh manfaat dari kehidupan ini dan tidak pula orangtuanya memperoleh maanfaat masa dewasanya dan pada usia lanjutnya. Sehingga wajarlah ketika ada seorang anak berkata, “Wahai ayahku, anda telah mendrhakaiku semasa kecilku, maka aku pun kini mendurhakaimu semasa usia tuamu, dan engkau telah menyia-nyiakan usia diniku, maka kini akupun menyia-nyiakan engkau pada masa tuamu” (Simak Kitab Manhajut Tarbiyah an Nabawiyah Lith Thifli, Syaikh Muhammad Nur bin Abdul Hafizh Suwaid, Kuwait, cetakan ke-3, tahun 1990 M/1410 H. halaman, 27).
Mengapa Harus Dengan Sistem Pendidikan Islam ?
Terdapat tanggung jawab sangat besar dan berat bagi setiap orangtua, yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak pada hari kiamat. Kelak pada hari kiamat, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kepada orangtua (Ayah khususnya) tentang amanat anak-anaknya yang Allah anugerahkan kepadanya, sebelum anak meminta pertanggungjawaban kepada ayahnya dalam hal yang sama.
Imam al Ghazali rahumahullah berkata, “Makna pendidikan itu mirip dengan pekerjaan seorang petani, yang selalu dengan teliti membersihkan/membuang duri-duri dan membersihkan tanaman-tanaman asing yang tumbuh di sekitarnya, agar benih tanaman yang ia tanam itu dapat tumbuh baik, sempurna dan membuahkan hasil yang maksimal”, (ibidem, hal, 27).
Dan pada diri setiap anak yang Allah aungerahkan kepada setiap orangtua, sebagai amanat – ujian dan sekaligus sebagai hiasan dalam kehidupan dunia, terdapat sejumlah potensi yang “WAJIB DITUMBUH KEMBANGKAN OLEH ORANGTUANYA”, baik sendiri maupun bekerja sama dengan pihak luar (person maupun lembaga pendidikan).
Diantara kewajiban orangtua terhadap setiap anak yang dialhirkannya adalah : Bagaimana kita melakukan sejumlah amalan-amalan sunnah dari sejak anak lahir hingga dua tahun sempurna. Kemudian berlanjut kepada kewajiban berikutnya : dari usia dua tahun hingga usia dewasa.
Paling Tidak Terdapat 9 (Sembilan) Faktor Yang terdapat pada diri Anak, yang bersifat potensial, dan wajib ditumbuhkembangkan setahap demi setahap hingga mencapai sempurna.
Ke-9 Faktor yang harus dibangun dan ditumbuhkembangkan itu adalah:
1. Pembinaan aqidah Tauhidnya
2. Pembinaan Ibadahnya
3. Pembinaan social kemasyarakatannya
4. Pembinaan akhlaknya
5. Pembinaan emosional dan intuisinya
6. Pembinaan ilmu dan pemikirannya
7. Pembinaan jasmaninya
8. Pembinaan kesehatannya
9. Pembinaan dalam pengendalian gejolak seksualnya.
Yang pasti, bahwa siapapun orangnya (selain Nabi Saw), tak akan memiliki kemampuan cukup untuk dapat melakukan tugas berat di atas terhadap pendidikan anak-anaknya.
Maka menjadi penting bagai kita akan hadirnya “sekolah-sekolah Islam dan Pondok Pesantren” yang mengembangkan kurikulum integrated yang dapat menjawab tantangan di atas.
TENTU SALAH BESAR, bagi orang tua yang ingin mengembangkan potensi anak-anaknya, namun disekolahkan di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak meimiliki krikulum yang dapat menjawab ke-9 faktor tersebut.
Itulah mengapa harus ke sekolah-sekolah Islam yang dapat membentuk keperibadian anak-anak bapak/ibu, yang dapat menjamin selamatnya AQIDAH – MANHAJ (Cara mereka beragama) – AMALNYA.
SDIT dan SMPIT IMAM BUKHARI dipesrispakan menjadi Solusi bagi putra-putri bapak/ibu.
Mau yang Fullday atau yang Boarding ? Bisa bapak/ibu timbang-timbang sisi kelebihan dan poistipnya masing-masing.
Kurikulum SDIT dan SMPIT Imam Bukhari adalah Integrated, gabungan antara kurikulum umum dari Diknas, Kurikulum Pesantren untuk PAI-nya (Aqidah-Ibadah-Adab akhlak-Siroh Nabawiyah-Al Qur’an Hadits) plus Hafalan 100 Hadits dan Hafalan al Qur’an.
Dengan kurikulum integrated ini, terbukti bahwa alumni kami dari tahun-tahun ke tahun mengisi nama-nama anak berprestasi dimana-mana (di RSBI, di kelas-kelas unggul dan akselerasi), baik di tingkat SMP maupun SMA maupun Pondok Pesantren Modern ternama.
Alumni kami tersebar di Pondok-Pondok Pesantren Modern sepetti :
Al Irsyad di Tengaran Semarang, Bin Baaz di Jogya dan `Isy Kariman dan Imam Bukhari di Solo, Tashfiya , Al Bina’ dan Hidayatun Najah di Bekasi, Riyadlush shalihin di Pandeglang, Al Ihya’ di Tasik, An Najiyah di Bandung, SMA Future Gade Bekasi Boarding School, juga di Asyi Fa' Subang, Husnul Khatimah dan Multazam di Kuningan, di Persis Ranca Bango Bogor, Darul; Arqam Garut, dan Gontor Ponorogo.
Alumni kami ada yang kuliyah di ITB, UGM, UPI, UNPAD, IPB, UI, Universitas Madinah di Saudi, LIPIA Jakarta, Ma`had-Ma`had Ali, Universitas Internasional Madinah (MEDIU) online learning, Universitas Muhammadiyah Malang dan Yogyakarta ……
Apabila kita sadar akan beratnya tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya, maka menjadi ringan-lah “Beban Biaya” yang harus dipikul oleh oranagtua “sebesar berapun”, baik harus dipikul sendiri atau bantuan dari pihak lain (person atau lembaga).
Yang harus dipahami disini adalah mewujudkan “Kerjasama dan Ta`awun” antara orangtua dan pihak pendidikan, yang saling menguatkan dan dalam rangka menjaga factor psikologis dari anak tersebut……
Yang perlu bapak/ibi sadari, bahwa rezeki yang Allah berikan kepada orangtua, itu adalah rezeki untuk anak-anak juga, yang Allah salurkan lewat bapak-bapaknya. Dan pemilik hakiki dari setiap harta yang ada di tangan kita adalah “Allah SWT”. Adapun posisi kita adalah sdebagai pihak yang dikuasakan oleh Allah untuk mengelola harta Allah yang ada di tangan kita.
Kita tidak boleh menggunakan harta milik Allah ini semaunya kita, namun Allah telah menentukan garis-garis kebijakan dalam penggunaannya.
Sehingga Nabi saw mengatakan, bahwa Dinar yang anda shadaqahkan untuk kaum miskin, yang anda infaqkan untuk jihad fi sabilillah, dan yang untuk membebaskan budak, serta Dinar yang anda belanjakan untuk keluarga (termasuk pendidikan anak-anaknya), maka yang paling besar (manfaat dan pahalanya) adalah belanja untuk kelarga” HR Muslim dari Abu Hurairah RA.
Dan setiap harta yang engka nafakahkan (di jalan Allah), maka pastilah Allah yang akan mengganti-nya, perhatikan QS Saba’ : 39 :
ö@è% ¨bÎ) ’În1u‘ äÝÝ¡ö6tƒ s-ø—Îh�9$# `yJÏ9 âä!$t±o„ ô`ÏB ¾ÍnÏŠ$t7Ïã â‘ωø)tƒur ¼çms9 4 !$tBur OçFø)xÿRr& `ÏiB &äóÓx« uqßgsù ¼çmàÿÎ=øƒä† ( uqèdur çŽö�yz šúüÏ%Ηº§�9$# ÇÌÒÈ
39. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
Uang SPP atau Infaq bulanan dan Wakaf Bangunan yang harus dibayarkan oleh orangtua untuk pendidikan anak-anaknya merupakan kewajiban syar`iyah, terkait dengan masalah Hak dan kewajiban dalam transaksi mu`amalah. Dan pastilah Allah mengganti-nya dalam bentuk tambahan rezeki, lagi dan pahala yang lebih besar lagi di kahirat.
Perlu Bapak / Ibu ketahui bahwa Nilai membayar Infaq dan SPP adalah ibadah, yang dipahalai oleh Allah, disamping merupakan pemenuhan kewajiban terhadap hak-hak anak yang sudah diterima, selama dalam proses pendidikan di sekolah.
Wahai orang-orang beriman, simaklah perkataan Imam Syafi`i rahimahullah dalam soal ilmu.
Anda tak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan memiliki 6 (enam) Modal:
Yaitu:
(1) Kecerdasan, sebab orang dungu dan yang tak punya akal , tidak ada kewajiban baginya menuntut/menerima ilmu. (2). Gigih dan gesit mencari ilmu dengan bekal kecerderdasannya.
(3). Berbekal harta (hak dan kewajiban), sebut saja SPP dan sejenisnya.
(4) bersungguh-sungguh , ulet dan bertanggung jawab, (5). Dekat dengan Gurunya, dan (6) Bersabar menuntutnya untuk waktu yang lama, penuh tanjakan dan ujian.
Dari perkataan Imam Syafi`ii di atas, disana ada fator “Harta”, sebagai imbalan atas ketidak mampuan kita untuk mendidik anak sendiri, lalu kita titipkan kepada lembaga yang membantu sebagian dari kewajiban orangtua dalam mendidikan anak.
Bagaimana bagi yang tidak mampu ? sebelumnya (no. 1) ada factor kecerdasan, lalu ada ulet, gigih dan sungguh-sungguh serta sabar. Maka kalau pun sekolah memberikan beasiswa pastilah, bagi mereka yang memenuhi syarat di atas, bukan bagi pemalas, tak berbekal kecerdasan atau tak sungguh-sungguh dalam belajar, terlebih lagi bagi orangtua yang tak peduli terhadap sekolah anak- nya, tak mau tahu perkembangan anak-anaknya.
MENGAPA MESTI MEMILIH SMPIT IMAM BUKHARI SISTEM BOARDING ?
Yang telah sama-sama kita mengetahui bahwa usia SMP adalah usia awal memasuki pubertas bagi setiap anak, baik yang laki maupun yang wanita.
Apabila bapak/ibu tidak memiliki kesiapan dan kemampuan mengawasi dan mendidik anak pada usia ini, sementara bapak/ibu sendiri sibuk dengan pekerjaan mencari nafkah untuk keluarga, lalu di kanan kiri lingkungan kita, di masyarakat dan di sekolah-sekolah non Islam pada umumnya, juga di sebagain sekolah-sekolah berlabelkan Islam tetapi jauh dari nuansa pendidikan Islam, baik dalam kelengkapan kurikulum maupun tata gaul di sekolahnya.
Sejumlah kecemasan dan kekhawatiran muncul dalam pikiran bapak/ibu akan masa depan pendidikan dan kepribadian putra-putri nya, tentu kita tidak boleh “gambling” dan “berspekulasi” dalam menempatkan pendidikan anak-anak. Jangan sampai kita rugi di dunia dan di akhirat, seperti yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim dan Imam Ghazali di atas.
SEKOLAH dan KELUARGA harus bersama-sama menyerang dan berjuang melawan Buruknya pergaulan di “MASYARAKAT” bagi putra putri kita. Apabila bapak/ibu merasa tak cukup memiliki kekuatan dan kemampuan, maka PESANTREN merupakan alternative bagi pendidikan putra-putri di SMP. Dan Imam Bukhari sebagai solusi yang tepat bagi putra-putri bapak/ibu.
FULLDAY untuk SMP bagi orangtua yang bermisi dan visi jauh ke depan, tidaklah cukup, sebab terelalu banyak tantangan yang menghadang putra-putri bapak/ibu di sela-sela pulang dari sekolah Fullday …. Di rumah …. Di lingkungan pergaulan ….. dan tantangan lainnya berupa dunia maya ?
SEDIKIT BANDINGAN TENTANG OUTCOMES KOMPETENSI KELULUSAN
ANTARA SMPIT FULLDAY DAN BOARDING (PESANTREN)
Untuk Kurikulum Umum (Diknas) alumni kami telah teruji di sekolah-sekolah lanjutan, baik dari SDIT ke SMP pesantren atau umum, dari SMPIT ke SMA atau MA Pesantren, secara umum
Prestasi kelulusan dan ketika di sekolah lanjutan yang baru, selalu unggul, di atas rata-rata standar Nasional untuk Diknas dan dalam studi Islam, Tahfizh dan Bhs Arab.
Secara umum materi PAI (Aqidah, ibadah, siroh, adab akhlak, Qur’an-Hadits) , Hafalan Hadits dan al Qur’an, baik yang Fullday maupun yang Boarding, adalah sama-sama sesuai standar kompetensi kurikulum kami (Pesantren).
Hanya saja Kelebihan SMPIT Pesantren dibanding Fullday, antara lain:
Dalam hal praktik langsung dari materi PAI; juga dalam hal pembiasaan Shalat lima waktu berjamaah di Masjid, shaum sunnah, bangun malam untuk tahajjud, serta memiliki kondisi dan keteraturan belajar yang jauh lebih tertib dan bagus, serta ukhuwwah islam yang lebih kental dan terbangun secara baik dan saling tolong (ta`awun) di atas taqwa dan kebaikan, juga dalam life skill dan kemandirian, keakraban antara santri dengan pembi,mbingnya (musyrif) nya dan hubungan interaksi antara orangtua santri dengan asatidzah nya lebih terasa harmonis.
Hal inilah yang tidak mudah didapatkan di rumah, apalagi bagi orangtua yang sibuk dengan pekerjaan, ditambah lagi lingkungan pergaulan anak-anak yang tak kondusif.
Disamping terputusnya hubungan mereka dengan dunia luar (seperti dunia hiburan, pergaulan bebas, dunia maya yang tak terkontrol, dan sejenisnya). Mereka isi waktu-waktu kosong dengan olahraga : futsal, sepak bola, tenis meja, tipan, berenang dan taekwondo, jalan pagi dan naik gunung, juga flying fox dan naik kuda.
Sehingga pertumbuhan mereka akan jauh lebih baik disbanding anak-anak fullday, utamanya bagi orangtua yang tak ada kemampuan mengawasi dan mendidik anak-anak di rumah karena factor kesibukan dan yang lainnya.
Anak-anak Pesantren SMPIT Imam Bukhari, hafalan al Qur’an 4-8 Juz. Sengaja kita batasi dengan max 8 juz, agar di kelas IX nya lebih fokus pada pengulangan-pengulangan, persiapan UAS dan UN …..
Sedangkan untuk Fullday 1 – 3 Juz, terasa sulit untuk mencapai target optimal 3 Juz, kecuali yang inputnya dari SDIT Imam Bukhari atau SDIT atau SD Islam lainnya, mereka dapat mencapai 4-5 Juz.
Anak-anak SMPIT Pesantren (Boarding School), mudah menghafal 100 hafalan hadits yang diwajibkan, namun tidak semudah bagi anak-anak fullday. Juga penguasaan mufrodat (kosa kata) bahasa Arab, target minimal 400 kosa kata, insya’ Allah terpenuhi.
Ada kajian sore, malam dan ba`da shubuh hari :
SISWA SISWI DAN SANTRI SDIT DAN SMPIT IMAM BUKHARI
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Berdasarkan data PSB Tahun Pelajaran 2011/2012 SDIT dan SMPIT Imam Bukhari, siswa-siswi dan santri yang diterima sebagai berikut:
Untuk SDIT Imam Bukhari:
Kelas I (Murid Baru): 2 Kelas Putra (A dan B), berjumlah 52 siswa dan 2 Kelas Putri (A dan B) berjumlah 54 siswi. Sehingga total murid baru SDIT TP 2011-2012 adalah: 106 siswa/siswi.
Untuk SMPIT Imam Bukhari :
Kelas VII Putra : 37 Siswa; 18 daintaranya memilih BOARDING SCHOOL.
Kelas VII Putri : 16 Siswi
KEMANA LULUSAN SDIT-SMPIT IMAM BUKHARI TP.2010/2011 ?
Dari SDIT Imam Bukhari: Ada yang melanjutkan ke :
Pondok Modern Gontor (1 siswi), ke Ponpes Husnul Khatimah Kuningan (4), ke Ponpes Multazam (2), ke SMPIT Imam Bukhari kita (11 siswa/siswi), selebihnya ke Pesantren lain, ke SMP-SMP negeri RSBI, dan SMP Negeri / Swasta lainnya.
Dari SMPIT Imam Bukhari, ada yang melanjutkan ke:
Ponpes Hidayatun Najah Bekasi (1 siswa), ke Ponpes Islam al Irsyad Salatiga (5 siswa), ke SMA Future Gade Boarding School Bekasi (5 siswa), ke Insan Cendekia Gorontalo (1 siswa), ke SMA N-1 Sumedang, ke Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung Barat (1 siswa), ke An Najiyah Bandung (2 siswi), yang lainnya tersebar ke beberapa Ponpes lain dan SMA Negeri / Swasta di beberapa daerah Sumedang, Bandung dll.
Alumni SDIT dan SMPIT Imam Bukhari Yang Sedang Kuliyah, tersebar di:
- ITB, 4 alumni, dan 1 baru saja di Wisuda (dari Bekasi, angkatan ke-2 Ibnu Abbas / Imam Bukhari) dari Fakultas Industri (Tekonologi Material), dengan peeringkat Cumloud.
- Di Kimia Teknik UGM (selesai sidaing S-1), angkatan pertama Ibnu Abbas / SMPIT Imam Bukhari, berlanjut ke Insan Cendekia Serpong, lalu ke UGM. 1 alumni di Jurusan Nuklir (dari Imam Bukhari lanjut ke SMAI Pekalongan, lalu masuk UGM Th. 2010-2011), di Elektro UGM (2 alumni),…
- Di UPI, ada 3 alumni ….
- Di IPB ada 2 alumni,
- Di UNPAD, 12 alumni, ada di Fisika, di sastra arab, di Fikom, dll.
- Di UI, dari Ibnu Abbas / Tashfia Boarding School, masuk ke SMA 6 Bekasi, lalu ke UI (Sastra Indoensia), telah lulus 2011.
- Di Universitas Madinah (Saudi), 1 alumni angkatan ke-3 Ibnu Abbas / SMPIT Imam Bukhari, 5 di LIPIA Jakarta (I`dad, Takmili, dan jami`ah)
- Di ITENAS, 3 alumni, di jurusan Disain.
- Dan di PT lain, negeri dan swasta.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------