Di berbagai kitab hadits dan sirah (sejarah), Nusaibah dikenal dengan julukan ‘Ummu Imarah.’ Setelah mendengar Islam dan mengetahuinya, wanita yang memeluk Islam pada permulaan Islam muncul ini ikut pergi bersama kaum lelaki dari Madinah ke Makkah untuk bergabung dengan komunitas muslim di bawah bimbingan Nabi Muhammad.
Sejatinya, sungguh sangat tidak biasa bagi seorang wanita untuk ikut berpartisipasi di medan perang. Namun mereka memiliki peran penting dalam mengerahkan pasukan, memacu semangat mereka dengan senandung jihad, memuaskan dahaga para prajurit yang kehausan setiap kali cuaca panas menyengat, dan yang terpenting adalah mengobati para prajurit terluka.
Kita dapat mengetahui keberanian Nusaibah pada Perang Uhud dikarenakan pada perang tersebut banyak hal-hal yang tidak berjalan mulus. Pada prosesnya, nyawa Nabi Muhammad Saw. pun berada dalam bahaya. Meski tidak dapat disebutkan peristiwa-peristiwa detil pada perang tersebut, tapi penting untuk menyebutkan bahwa ketika pasukan pemanah di bawah komando Abdullah bin Jubair mengabaikan instruksi Rasulullah dan meninggalkan pos mereka, seketika itu juga pasukan musuh di bawah komando Khalid bin Al-Walid merangsek naik menempati pos mereka.
Dalam sebuah hadits shahih dinyatakan bahwa dalam perang tersebut sedikitnya 70 sahabat terluka dan banyak lainnya yang mati syahid.
Meski akhirnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan di Perang Uhud, sejatinya perang tersebut mencatat sejumlah pelajaran penting yang harus dicamkan kaum muslimin. Di sejumlah pelajaran penting tersebut terselip sebuah nota peranan penting Nusaibah dan keluarganya yang telah berjibaku bersusah payah membela Nabi Muhammad.
Dalam rangka membela Nabi Muhammad, Nusaibah sendiri menderita luka-luka, ada sekitar 12 luka di tubuhnya dengan luka di lehernya yang cukup parah. Namun hebatnya dia tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih. Dia justru memohon kepada Rasulullah agar mendoakan diri dan keluarganya agar kelak bisa bergabung bersama beliau di surga. Dan Rasul pun mengabulkan permintaannya.
Dalam sejarah Islam, selain disebut-sebut sebagai salah satu sahabat pionir dan berani, Nusaibah juga dinyatakan sebagai seorang wanita yang memiliki kesabaran luar biasa dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain dari dirinya sendiri. Salah seorang putranya kemudian syahid di pertempuran selanjutnya. Nusaibah menerimanya dengan penuh keyakinan bahwa putranya mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah, dan menerima berita kematian itu dengan penuh kemuliaan serta kebanggaan.
Tidak hanya Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra-putranya ikut dalam, Peristiwa Hudaibiyah, Perang Khaibar, Perang Hunain dan Perang Yamamah. Dalam berbagai pertempuran itu, Nusaibah tidak hanya membantu mengurus logistik dan merawat orang-orang yang terluka. Lebih dari itu, dia juga terjun ke medan perang dan mengangkat senjata. Bahkan pada Perang Yamamah, selain mendapat sebelas luka, tangannya juga terpenggal oleh musuh.
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, sebagian kaum muslimin kembali murtad dan enggan berzakat. Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadi khalifah pada waktu itu segera membentuk pasukan untuk memerangi mereka. Abu Bakar mengirim surat kepada Musailamah Al-Kadzdzab dan menunjuk Habib, putranya Nusaibah, sebagai utusannya.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------