PINTU-PINTU MASUKNYA SYAITHAN
MENUJU HATI MANUSIA
Fiqh Amal Hati ke-7, Kajian malam Jum`at, oleh Abu Fahmi.
قال الله تعالى: (قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿16﴾ ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿17﴾) [الأعراف: 16، 17].
“Allah Ta`ala berfirman: “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukum-ku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian ku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersykur (ta`at kepada-Mu). QS al A`raf: 16-17.
وقال الله تعالى: (يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا ﴿120﴾ أُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَلَا يَجِدُونَ عَنْهَا مَحِيصًا ﴿121﴾) [النساء: 120، 121].
“Syaithan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka,padahal syaithan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. Mereka itu tempatnya meraka Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lain daripadanya”. QS an Nisa’: 120-121.
Pada ayat di atas (al A`raf 16-17, disana benar-benar ada tekad dan janji kuat dari Iblis untuk menghadang jalan (kebenaran) yang ditempuh manusia – dan pada ayat lain bahkan Allah telah merestui, member rekomendasi penuh kepada Iblis (syaithan) laknatullah untuk menyeret manusia menjadi pengikut syaithan bersama-sama sebagai penghuni Jahannam- dengan cara apa saja dengan tak mengenal lelah, istirahat, apalagi putus asa, syaithan mendatangi manusia dari segala arah dan penjuru, dari atas, bawah, depan, belakang, kanan dan kiri ….. menghiasi amalan buruk dengan amalan-amalan indah nan menarik serta menjanjikan sesuatu yang serba pragmatis, singkat dan instan.
Mereka (syaithan) terus merayu manusia, memberi janji-janji dan mengobarkan semangat ke duniaan yang fana’ menjadi sesuatu pilihan… QS an Nisa’ 1201-121.
Meereka itu syaithan dari kalangan jin dan dari kalangan manusia, jin-jin berdasi dengan tangan kanan membawa madu sementara tangan kiri membawa racun. Justru yang tampak indah oleh manusia (dengan angan-angan kosong) adalah apa yang dibawa Jin pada tangan kiri berupa racun menjadi seolah-olah sebagai madu atau sari kurma kwalitas tinggi…..
Cukuplah Allah subhanahu wa Ta`ala mengingatkan kita semua, utamanya bagi insan yang memiliki hati selamat dan hidup, bukan si pemilik hati sakit atau hati yang mati.
Ikhwan fillah, dalam hati kita, terdapat dua sebab pendorong yang sangat kuat, yaitu: pendorong yang menyeru kepada kebaikan, dan disebut dengan istilah “Malak” (malaikat). Yang satu lagi adalah pendorong kea rah kejahatan yang diistilahkan dengan “syaithan” (setan-setan terkutuk).
Faktor yang mempersiapkan hati untuk menerima ilham kebaikan disebut dengan TAUFIQ, dan yang mempersiapkan hati untuk menerima bisikan syatithan disebut dengan “IGHWA’ dan KHADHLAN”.
“Malak” adalah istilah yang menunjukkan makna makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, yang darinya memmancar kebaikan, dapat dicernanya ilmu, dapat menyingkap kebenaran, janji kebaikan, kesempurnaan dalam ketaatan, amar ma`ruf dan nabhi `anil munkar. Dan Allah sungguh telah menciptakannya dan menundukkannya untuk yang demikian. Dan adapun “syaithan” adalah makhluk yang Allah diciptakan dari api, yang selalu menolak kebenaran, menjanjikan kejahatan, memerintahkan yang keji dan munkar, menakut-nakuti dengan kefaqiran, menimbulkan permusuhan dan kebencian antar manusia, dan menghiasi kemaksiatan bagi hamba. Ketahuilah bahwa mereka (syaithan) itu adalah musuh yang nyata bagi bani Adam. Allah berfirman:
(إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿6﴾) [فاطر: 6].
“Sesungguhnga syaithan itu adalah musuh-musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaithan-syaithan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. Fathir: 6.
Hati, menurut hakikinya, secara fithrah, maka ia mudah menerima jejak-jejak malikat (malak) dan juga jejak-jejak syaithan, .. yang baik maupun yang jeleknya.
Disanalah peran kuat dari hawa nafsu dan syahwat pada diri manusia itu, yang apabila tak mampu dikendalikan oleh pemilik hati yang hidup lagi selamat, maka manusia dapat menjadi kawan-kawan syaithan, berpaling dari kebenaran dan cenderung kepada kesdesatan.
Manusia seperti itu, lebih memilih jalan keburukan dan kesesatan daripada petunjuk dan kebenaran, sebab hawa nafsu dan syahwat telah menguasai hatinya dan menjadi komando seluruh amalan anggota badannya. Jadilah mereka syaithan-syaithan berdasi, memenuhi tahta-tahta penguasa negeri, yang swasta maupun yang PNS nya. Mereka tampil sebagai pemimpin yang suka menebarkan kebencian dan permusuhan di kalangan manusia, menebar konflik horizontal, mendorong lahirnya berbagai aliran sesat di negeri ini, bahkan tak segan-segan melindungi dan ikut mendorong lahirnya nabi-nabi palsu.
Generasi yang dapat melawan mereka adalah generasi di bawah kepemimpinan orang-orang yang sabar dan yakin akan kebenaran, walau harus menempuh onak dan duri serta jalan-jalan yang terjal lagi menanjak penuh tikungan maut.
Mereka (pengabdi hawa nafsu dan syahwat) itu adalah sosok manusia himmahnya kepada dunia jauh kuat mengungguli himmahnya kepada akhirat, sebab syaithan telah mampu menguasai hati mereka dengan senjata hawa nafsu, maka syaithan pun menjadikannya sebagai markas (`arsy) dalam hati manusia dan bisikan-bisikan racunnya.
Berbeda halnya dengan sang pemilik hati yang selalu ingat kepada Allah, yang membuat syaithan merasa kesulitan untuk membisikkan kejahatannya, mempersempit peran syaithan, justru lebih memilih menerima ajakan kebaikan al-Malak (malaikat), sehingga himmahnya selalu untuk mengerjakan yang baik-baik saja. Dalam hal ini, syahwat yang mampu berkuasa pada dirinya, karena ia telah memilih akhlak malaikat dalam menghiasi hati dan seluruh amalan-amalannya. Sehingga hati manusia seperti ini, telah menjadi singgasana para malaikat.
Setiap saat dalam hati manusia terjadi pertarungan dahsyat tiada henti-hentinya, antara syahwat-syubhat disatu pihak dengan sabar- yakin di pihak lain, antara kepentingan malaikat dan kepentingan syaithan. Apa yang telah Allah jadikan pada hati manusia itu tidak mungkin bisa dibuang atau dihilangkan sama sekali, karena kita ditaqdirkan sebagai manusia dan bukan malaikat. Yang pasti yang harus kita lakukan adalah MENUNDUKKAN hawa nafsu dan syahwat-syubhat-raibah, sehingga disana yang berkuasa adalah `arsy malaikat. Namun jika kita tak mampu menundukkan musuh-musuh bubuyutan tersebut (hawa nafsu, syahwat-syubhat) maka hati kita menjadi kerajaan syaithan, yang mengomandokan seluruh amal anggota badan mengikuti titah perintah syaithan.
Diantara pintu agung bagi Syaithan untuk masuk ke dalam hati manusia adalah: Ghadlab dan Syahwat (Murka dan nafsu syahwat), sebab dengan amarah manusia tak dapat mengontrol akalnya, menjadi lemahlah tentara akal, sehingga tentara syaithan pun menyerang masuk menerobos, maka benteng dan seluruh isi pertahanannya menjadi rusak berantakan ….. syaithan leluasa memainkan hati manusia dan memancarkan syahwatnya dalam hal-hal yang membuat Allah murka dan membencinya.
Pintu lainnya adalah : Hasad dan Rakus. Manakala hasad dan kerakusan manusia terhadap dunia dan sesuatu yang bersifat material telah menjadi himmahnya yang dominan, menjadi bungkam dan buta terhadap keimanan dan tak bergeming lagi terhadap keta`atan, maka syaithan mudah menghiasi hati manusia dengan kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
Pintu lainnya lagi adalah : Tamak, yang membuat syaithan leluasa menguasai manusia dalam menghiasi nya, membuatnya lebih mencintai kemaksiatan dan keburukan serta dengan berbagai perbuatan riya’ dan talbis (tipuan belaka).
Pintu lain yang tak kalah penting adalah : Dinar dan Dirham, Dolar, Euro dan Rupiyah… yang tak mengenal haram-hala dalam memperolehnya, tak lagi mengenal Ribawi dan Jual beli, tak lagi mengenal suap dan shadaqah, tak lagi mengenal shadaqah jariyah dan shadaqah riya’ (pamer-pamer dan pamrih manusia dalam shadaqah) … tak lagi mengenal mana jalan Allah (sabilillah) dan jalan syaithan (sabilusy syaithan) dalam memberikan harta nya……… yang mereka lakukan justru yang disukai syaithan dan yang dihiasi olehnya, seperti tabdzir, tasrif, riya’ dan foya-foya ….. serta kikir dan bakhil dalam soal-soal amal-amal harta di jalan Allah.
Pintu lainnya lagi adalah : Tergesa-gesa (al `ajalah) dan meningalkan keteguhan pendirian dalam segala urusannya, sehingga yang terjadi adalah perbuatan-perbuatan yang tak terpuji dan berakibat keburukan.
Pintu lain adalah : Bakhil dann takut faqir, sehingga enggan bersedekah, baik yang wajib (zakat) maupun yang sunnah dalam rangka memenuhi hajat orang lain yang membutuhkan. Justru membuka lebar-lebar pintu kejahatan (criminal) dan pencuri-pencuri, perampok dan perompak di mana-mana ..
Pintu-pintu syaithan lain adalah : Banyak membuka pasar-pasar untuk menghimpun banyak harta, bukan untuk membuka peluang pintu-pintu keberkahan bagi orang banyak.
Yang harus diwaspadi juga sebagai pembuka pintu syaithan adalah: cinta berlebihan dalam hal pangan dan sandang, kendaraan dan tempat tinggal, sekalipun dengan dalih investasi masa depan, buat anak dan keturunan.
Juga dalam hal : Fanatis kepada madzhab, suku-suku dan al hawa serta personifikasi (tokoh-tokh tertentu), memandang golongan lain dengan mata sebelah, hanya melihat cacat dan kurangnya saja, padahal sisi kebaikannya tak kalah banyak …. Apalagi secara ushul pemahaman sama … atau dalam hal-hal yang ikhitifaf tanawwu’, dan dalam melancarkan kritik dilakukannya dengan tidak adil, ilmu dan rahmah.
………… insya’ Allah bersambung …….

0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------