Syiah
Telah Lecehkan Al Qur’an & Ummul Mukminin ‘Aisyah,
Apakah
Kita Akan Diam Saja?
SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ketua Pimpinan Wilayah Nahdhatul
Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf menjelaskan bahwa
pelecehan dan penghinaan yang dilakukan oleh Syi’ah terhadap Islam dan
simbol-simbol Islam sudah sangat luar biasa.
Salah satu pelecehan yang sangat
luar biasa tersebut adalah perkataan lancang dari kaum Syi’ah yang telah
menuduh istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yakni ‘Aisyah
berbuat zina. (Baca: Ribuan Umat Islam Sukoharjo Banjiri Tabligh Akbar Mewaspadai
Pengaruh Bahaya Syi’ah di Indonesia)
Hal ini diungkapkan Habib Zein saat
menjadi pemateri dalam acara tabligh akbar berjudul “Menjalin Silaturahmi, Menjaga
Keutuhan NKRI & Mewaspadai Pengaruh Syi’ah” di Masjid Agung
Baiturrohman Sukoharjo Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (12/4/2015) pagi. (Baca:
Tokoh NU: Perbedaan Islam & Syi’ah Bukan Hanya Masalah
Furu’, Tapi Juga Ushul)
“Jadi Syi’ah ini ngakunya cinta
ahlul bait, tapi faktanya mereka justru yang melecehkan dan menginjak-injak
kehormatan ahlul bait itu sendiri. Salah satu pelecehan mereka adalah menuduh
ibunda Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berbuat serong, zina,”
kata Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS) ini.
“Padahal didalam Al Qur’an surat An
Nur, Allah telah menerangkan secara jelas dan membantah tuduhan dan fitnah keji
orang-orang munafik saat itu, yang mengatakan dan membuat fitnah ibunda ‘Aisyah
telah berbuat serong,” anggota MUI Jatim ini. (Baca: Habib Zein Alkaf: Bisa Berhaji & Masuk Mekkah Bukan
Syarat Tidak Kafirnya Syi’ah)
“Jadi sebetulnya apa yang dilakukan
oleh orang Syiah saat ini yang melecehkan dan menghina Ummul Mukminin sejati
juga melecehkan Al Qur’an. Lalu apakah kita yang mengaku cinta Rasulullah,
cinta ibunda ‘Aisyah akan diam saja dengan penghinaan demi penghinaan orang
Syi’ah tersebut?,” tanya Habib Zein. [GA]
SUKOHARJO (Panjimas.com) – A’wan Syuriah Pimpinan Wilayah
Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf mengungkapkan
adanya sejumlah masyarakat awam dan para tokoh yang masih sangsi dengan
kekafiran Syi’ah.
Salah satu hujjah atau alasan serta
syubhat yang biasa dihembuskan oleh orang-orang Syi’ah maupun para pembela
Syi’ah adalah, tentang bolehnya orang Syi’ah masuk Mekkah dan melakukan ibadah
haji. (Baca: Ribuan Umat Islam Sukoharjo Banjiri Tabligh Akbar Mewaspadai
Pengaruh Bahaya Syi’ah di Indonesia)
Menanggapi pertanyaan tersebut,
Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS) ini menegaskan bahwa kekafiran Syi’ah
tidak diukur dari boleh dan tidaknya orang-orang Syi’ah memasuki Kota Mekkah
dan berhaji. (Baca: Tokoh NU: Perbedaan Islam & Syi’ah Bukan Hanya Masalah
Furu’, Tapi Juga Ushul)
“Jadi, bisa berhaji dan masuk ke
Mekkah itu bukan syarat dan penghalang tidak kafirnya orang Syi’ah,” tegas
Habib Zein saat menjadi pemateri dalam acara tabligh akbar berjudul “Menjalin
Silaturahmi, Menjaga Keutuhan NKRI & Mewaspadai Pengaruh Syi’ah” di
Masjid Agung Baiturrohman Sukoharjo Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (12/4/2015)
pagi.
“Untuk mengukur Syi’ah itu sesat
atau Kafir pedomannya bukan perkataan Saiq Aqil atau Umar Syihab atau orang
yang dikasih fulus sama Syi’ah seperti mereka-mereka itu. Tapi ukuran Syi’ah
itu Kafir atau tidak yang jadi rujukannya adalah Al Qur’an dan As Sunnah,”
jelas anggota MUI Jatim ini.
“Sekarang coba KTP mereka disuruh
ganti agamanya ditulis Syi’ah, pasti mereka akan diusir dan ditendang oleh
pemerintah Saudi. Lha mereka itu bisa masuk ke Mekkah karena didalam KTP mereka
agamanya tertulis Islam,” tandas Habib Zein. [GA]
SUKOHARJO (Panjimas.com) – Tokoh Nahdhatul Ulama (NU) Jawa
Timur (Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf mengatakan bahwa perbedaan yang ada
didalam ajaran Islam dan ajaran Syi’ah bukan hanya terdapat dalam masalah furu’iyyah
atau cabang semata, namun juga dalam persoalan ushul atau aqidah.
Hal ini dikatakan Habib Zein saat
menjadi pemateri dalam acara tabligh akbar berjudul “Menjalin Silaturahmi,
Menjaga Keutuhan NKRI & Mewaspadai Pengaruh Syi’ah” di Masjid Agung
Baiturrohman Sukoharjo Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (12/4/2015) pagi. (Baca:
Ribuan Umat Islam Sukoharjo Banjiri Tabligh Akbar Mewaspadai
Pengaruh Bahaya Syi’ah di Indonesia)
Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS)
ini menjelaskan, rukun Islam dan rukun iman antara Islam dan Syi’ah saja sudah
berbeda, maka sungguh aneh jika masih ada sejumlah tokoh di Indonesia yang
selalu berkata dan menabur syubhat ditengah-tengah masyarakat bahwa Syi’ah dan
Islam hanya berbeda dalam urusan furu’.
“Sekarang kita lihat dan perhatikan
dengan seksama perbedaan yang ada didalam Islam dan Syi’ah. Rukun iman yang ada
didalam Islam itu ada 5, sedangkan rukun iman Syi’ah itu ada 6. Rukun iman ini
bukan masalah furu’, tapi sudah masuk dalam persoalan ushul,” jelas Habib Zein
dihadapan ribuan jama’ah yang hadir.
“Kemudian dalam hal penghormatan
kepada para sahabat juga berbeda. Didalam Al Qur’an sudah sangat jelas sekali
Allah memuliakan dan meridhoi para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Sedangkan Syi’ah dengan terang-terangan telah melecehkan, menghina
dan bahkan mengkafirkan para sahabat mulai Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar,
Utsman dan sahabat mulia lainnya,” ungkap Ketua PWNU Jatim ini.
“Jadi untuk membedakan apakah ajaran
didalam Islam dan Syi’ah itu berbeda dalam hal ushul, kita tidak usah
mendengarkan perkataan orang-orang Syi’ah yang sedang bertaqiyyah itu. Tapi
kita lihat saja langsung didalam kitab-kitab rujukan orang Syi’ah seperti ushul
Kaffi karya Al Kulaini,” tegas Anggota MUI Jatim ini. [GA]
JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad
Syafi’i Ma’arif menilai Sunni dan Syi’ah bukanlah ajaran asli dari Al Qur’an.
Ia mengumpamakan bila ingin mengambil air yang bersih itu di hulu, jangan di
hilir. Sedangkan Sunni dan Syi’ah keduanya ada di hilir, maka hal itu bukan
persoalan yang pokok.
Sepeti dilansir Republika
pada Kamis (16/4/2015), ia mengatakan jika Sunni dan Syi’ah tidak ada di zaman
nabi. Sunni dan Syiah adalah hasil yang diciptakan oleh sejarah karena
pertentangan politik orang arab waktu itu. Kemudian hal itu menjalar ke
theologi atau aqidah, dan sistem berfikir yang berlanjut hingga sekarang.
Menanggapi hal itu, Ketua Pimpinan
Wilayah Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf
menyatakan bahwa Syafi’i Ma’arif sudah pikun dan tidak tahu menahu tentang
sejarah persoalan antara umat Islam Ahlu Sunnah dengan Syi’ah.
“Lebih baik saya katakan dia sudah
pikun, dari pada saya katakan sebagai penjual Aqidah. Untung sudah tidak jadi
Ketua Muhammadiyah,” tegas anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim ini
kepada Panjimas.com
pada Kamis (16/4/2015).
Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS)
ini menambahkan, dengan adanya statemen-statemen nyleneh dari sejumlah tokoh
Islam dan lebih cenderung membela Syi’ah telah membuktikan kepiawaian
orang-orang Syi’ah dalam melobi dan mempengaruhi para tokoh Islam di Indonesia.
“Ini semua menunjukkan kepandaian
tokoh-tokoh Syi’ah melobi tokoh-tokoh kita. Dia kira perbedaan Syi’ah dengan
Ahlu Sunnah itu seperti perbedaan NU dengan Muhammadiyah. Maklum
bermilyar-milyar dolar Syi’ah hamburkan dalam pemurtadan di Indonesia,”
jelasnya. [GA]
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------