BAGIAN KE-03 : JANJI ALLAH BAGI HAMBANYA YANG MENAATI DAN MEMATUHI
PERINTAH NYA
Inilah janji
Allah, bagi siapa saja yang menaati dan mematuhi Allah Ta’ala,
niscaya Dia akan menundukkan para makhluk kepadanya,
sehingga mereka akan menaatinya, memberi mafaat kepadanya, dan menjaga serta
memeliharanya. Keadaan akan menjadi semakin baik dan stabil, kebaikan akan
semakin bertambah, dan keberkahan akan semakin berlimpah sesuai dengan ketaatan
yang dilakukannya.
Turunnya hujan
yang menjadi rahmat, keshalihan anak-anak keturunan, keuntungan yang berlimpah
ruah, dan ketentraman, semuanya itu terikat dan tergantung pada ketaatan kepada
Allah Ta’ala. Sebagaimana Nuh Alaihissalam berkata kepada kaumnya,
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ
كَانَ غَفَّارٗا ١٠ يُرۡسِلِٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا ١١ وَيُمۡدِدۡكُم
بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا
١٢
“Maka aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.
Nuh: 10-12)
Siapapun yang
durhaka dan bermaksiat kepada Allah Ta’ala, niscaya para makhluk akan
menjadi lawannya, sehingga keadaannya pun menjadi semakin buruk dan
permasalahan hiudpnya akan semakin bertambah, walaupun dia berada di tengah-tengah
harta yang berlimpah ruah, rumah dan istana yang luas, kendaraan yang megah,
dan anak-anak yang banyak. Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ
أَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِٱلدُّنۡيَا
وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ ٥٥
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu
untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa
mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS.
At-Taubah: 55)
Semakin
banyaknya kemaksiatan yang dilakukan, maka semakin banyak pula musibah dan
benaca yang terjadi.
Musibah dan
bencana akan terus meningkatnya
frekwensinya – kwantitas dan kwalitasnya-- sebanding
dengan banyaknya kemaksiatan yang dilakukan.
Apabila
seseorang mengambil sesuatu dengan cara tipu menipu atau mencuri, maka musibah
akan semakin bertambah pada dirinya dengan cara yang baru pula. Tagihan-tagihan
yang datang beruntun dan hajat-ahajat kebutuhan yang tidak wajar
menghampirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ
مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ ١٢٤ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ
كُنتُ بَصِيرٗا ١٢٥ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتۡكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَاۖ
وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ ١٢٦
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat? Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun
dilupakan" (QS. Thaha: 124-126)
Apabila Ketaatan merupakan salah satu
cabang dari cabang-cabang keimanan, maka Kemaksiatan
merupakan salah satu cabang
dari cabang-cabang kekufuran.
Dengan dakwah,
hadirlah keimanan. Buah keimanan adalah buah dari keimanan kepada Allah Ta’ala
satu-satu-Nya. Sedangkan buah ibadah dan ketaatan adalah ridha Allah Aza wa
Jalla dan masuk surga. Allah Ta’ala berfirman,
لَّيۡسَ عَلَى ٱلۡأَعۡمَىٰ حَرَجٞ وَلَا عَلَى
ٱلۡأَعۡرَجِ حَرَجٞ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرِيضِ حَرَجٞۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَمَن
يَتَوَلَّ يُعَذِّبۡهُ عَذَابًا أَلِيمٗا ١٧
“Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang
pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan
barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang
siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.” (QS.
Al-Fath: 17)
-------------------
DUA JENIS KETA`ATAN:
Ada Ketaatan-ketaatan
yang berkaitan dengan hamba itu sendiri, yang mana ketaatan itu terlaksana dengan cara konsisten (ISTIQAMAH) di atas perintah-perintah
Allah Ta’ala. Yaitu dengan mengerjakan perkara-perkara yang disunahkan,
dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan dan perkara-perkara yang
dimakruhkan. Kedua hal tersebut (mengerjakan perkara-perkara yang diwajibkan dan
perkara-perkara yang disunnahkan, dan menjauhi perkara-perkara yng diharamkan
dan perkara-perkara yang dimakruhkan) merupakan kewajiban seorang hamba.
Ada pula Ketaatan-ketaatan yang berkaitan dengan orang
lain, dan ketaatan itu dapar terlaksana dengan cara berdakwah kepada Allah Ta’ala,
memerintahkan kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, berbuat baik
kepda orang-orang, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala. Semua itu
merupakan kewajiban atas seorang hamba.
وكلّ الطاعات مشروعة ومطلوبة، لكن الطاعة المتعلّقة
بالنفس بالنسبة للطاعة المتعلقة بالغير كاالذرّة بالنسبة للجبل في الأجر والثواب،
Semua ketaatan disyariatkan dan dituntut dari seorang
hamba. Akan tetapi ketaatan yang berkaitan dengna diri sendiri jika
dibandingkan dengan ketaatan yang berkaitan dengan orang lain, semua seperti
biji Dzurrah (atom) yang dibadingkan dengan gunung dalam hal balasan dan
pahala.
Itu sebagaimana yang Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam sabdakan,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ
الْأَجْرِ مَثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَيَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ
شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ
أَثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَايَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَثَامِهِمْ شَيْئًا. أَخْرَجَهُ
مُسْلِمٌ.
“Barangsiap menyeru kepada petunjuk,
maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya. Dan hal ini
tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa menyeru kepada
kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya,
hal ini tidak akan mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim) HR. Muslim (nomor 2674)
Apabila seorang muslim menempatkan kegigihan perjuangan
dan kesungguhannya, baik dalam segala apa yang dia miliki dan waktunya di bawah
pohon ketaatan, maka dia akan tumbuh membesar dan terus bertambah, begitupun
kebaikannya juga semakin bertambah. Tetapi apabila dia menempatkannya di bawah pohon
kemaksiatan, maka dia pun akan tumbuh semakin
membesar dan bertambah, dan keburukannya juga semakin bertambah.
------------------